NERACA
Jakarta – Pemerintah dalam hal ini Kementeriaan Perdagangan (Kemendag) bersama pelaku usaha dalam hal ini Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) meluncurkan Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2026 yang akan dilaksanakan pada 5─8 Maret2026 di Tangerang. Hal ini dilakukan untuk mendorong ekspor furniur dan kerajinan.
Komitmen melalui IFEX 2026 ini menjadi dorongan bagisektor furnitur dan kerajinan yang memiliki potensi besar di pasar global. “Kami mengapresiasi upaya kolaboratif asosiasi,pelaku usaha, dan berbagai pihakuntuk meningkatkan kinerja ekspor nonmigas Indonesia melalui promosi seperti penyelenggaraan pameran dagang.Melalui pameran IFEX, Indonesia diharap semakin menunjukkan eksistensinya sebagai pemasok furnitur dan kerajinan yang kompetitif di pasar global,” ujar Menteri Perdagangan, Budi Santoso.
Budi pun mengatakan, Indonesia dikenal sebagai salah satu negara produsen furnitur berkualitas tinggi. Indonesia memiliki kekayaan material alami yang melimpah. Indonesia juga didukung kemampuan produksi yang ungguldisisi estetika dan fungsionalitas. Hal ini menjadikan furnitur Indonesia memiliki keunggulan di pasar global.
“Pelaku usaha furnitur dan kerajinan di Indonesia juga mulai menerapkan prinsip keberlanjutan dalam proses bisnisnya. Langkah ini semakin memberi nilai tambah yang memperkuat citra positif produk Indonesia di pasar internasional,” ucap Budi.
Meskipun Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang positif, Budi menegaskan Indonesia tetap perlu mendorong peningkatan ekspor furnitur dan kerajinan. Terutama, untuk bersaing dengan negara-negara produsen furnitur dan kerajinan lainnya seperti Vietnam dan Malaysia.
“Selain itu, ketidakpastian ekonomi global serta kebijakan tarif dari Amerika Serikat tentu dapat memengaruhi kinerja bisnis furnitur dan kerajinan Indonesia,” kata Budi.
Pada Januari—Maret 2025, ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia mencapai USD644,83 juta. Nilai ini meningkat 0,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Negara utama tujuan ekspor Indonesia, antara lain, Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Jerman, dan Prancis. Sementara itu, pada 2024, Indonesia tercatat sebagainegara eksportir furnitur dan kerajinan ke-20 dunia, dengan total ekspor mencapai USD2,43 miliar.
Budi menyampaikan, Kemendag memiliki sejumlah program strategis untuk mendorong ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia. Salah satunya, yaitu promosi dagang melalui penjajakan bisnis (business matching) yang menghubungkan pelaku usaha Indonesia dengan pembeli mancanegara potensial.
Lebih lanjutBudi juga mengajak para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM),untuk memanfaatkan fasilitas Kemendag tersebut.
“Selama Januari–April 2025, terdapat 246 kegiatan penjajakan bisnis yang terdiri atas 165 presentasi dengan perwakilan perdagangan RI (pitching) dan 81 pertemuan dengan buyer. Nilai total transaksi mencapai USD57,61 juta,” kata Budi.
Sementara itu, Ketua Umum HIMKI Abdul Sobur mengapresiasi dukungan penuh dari Kemendag terhadap penyelenggaraan IFEX 2026.
Abdul menilai, keterlibatan 46 perwakilan dagang Indonesia yang tersebar di 33 negara merupakan kekuatan besar dalam memperluas jangkauan promosi pameran dan menjaring buyerinternasional.
“Kemendag memiliki perwakilan dagang yang tersebar di berbagai negara. Perwakilan dagang tersebutdapat membantu mempertemukan pelaku usaha Indonesia dengan buyer potensial dari mancanegara,”ujar Abdul.
Terkait ekspor funitur, sebelumnya Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri melepas ekspor lima kontainer produk furnitur ke Amerika Serikat (AS) senilai USD120 ribu atau setara Rp1,97 miliar. Pelepasan ekspor ini dilakukan di PT Philnesia International, Semarang, Jawa Tengah.
“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah pusat akan selalu bersinergi dengan pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan terkait untuk memudahkan UMKM menjual produk-produknya ke luar negeri. Ketika pemerintah dan pelaku usaha berjalan beriringan, produk-produk anak bangsa tidak hanya mampu bersaing, tetapi juga diakui di pasar globalseperti ekspor furnitur ini,” papar Roro.
Lebih lanjut, Roro menjelaskan, ekspor produk furnitur ke AS memiliki peran untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Hal itu dibuktikan dengan AS yang menjadi negara tujuan utama ekspor furnitur Indonesia dalam lima tahun terakhir.
Selain itu, Indonesia menempati posisi ketujuh sebagai negara importir furnitur ke AS dengan nilai mencapai USD1,01 miliar pada 2024.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), Indonesia tercatat sebagai eksportir furnitur ke-21 dunia dengan nilai ekspor mencapai USD1,88 miliar pada 2024 dan USD515,75 juta pada Januari—Maret 2025.
Adapun nilai ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD62,98 miliar pada Januari—Maret 2025, meningkat 7,84 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…
NERACA Jakarta – Pemerintah terus menggencarkan pembangunan infrastruktur pertanian sebagai langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas dan mencapai swasembada pangan nasional.…
NERACA Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menegaskan bahwa target lifting minyak dan gas bumi…
NERACA Brasil – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong penguatan kerja sama industri dengan negara mitra strategis, termasuk Brasil. Indonesia dan…