NERACA

Jakarta - Dinas Perikanan Kota Batam menyebut program Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) yang digagas Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat memecahkan persoalan nelayan di pulau-pulau Batam seperti kurangnya infrastruktur stasiun bahan bakar.

Kepala Dinas Perikanan Batam Yudi Admajianto mengatakan bahwa konsep KNMP tersebut urgen bagi Batam, khususnya untuk daerah hinterland seperti Galang dan Belakangpadang. “Jika SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) Nelayan dibangun di Galang, akan sangat membantu nelayan dalam mendapatkan BBM (Bahan Bakar Minyak) tanpa harus menempuh jarak jauh ke daratan utama. Keberadaan SPBU nelayan di Galang akan mengurangi beban biaya dan jarak tempuh nelayan,” katanya saat dihubungi di Batam, Senin.

Yudi mengatakan bahwa pihaknya sedang menunggu keputusan seleksi dari KKP.“Infonya ada sekitar 900-an proposal yang masuk ke KKP dari seluruh Indonesia dan hanya akan dipilih 100 lokasi. Untuk Batam, kami sudah ajukan empat lokasi dan saat ini masih dalam proses verifikasi di KKP,” kata dia.

Empat lokasi tersebut yakni di Tanjung Banun (Kecamatan Galang), Kampung Bagan (Sungai Beduk), Tanjung Sari dan Sekanak (keduanya di Kecamatan Belakangpadang). Yudi mengatakan bahwa konsep Kampung Nelayan Merah Putih ini mencakup pembangunan infrastruktur pendukung seperti dermaga, SPBU Nelayan, pabrik es, bengkel kapal, serta bantuan alat tangkap.

Fasilitas tersebut akan diintegrasikan dengan koperasi nelayan, termasuk melibatkan Kelompok Usaha Bersama (KUB) untuk pengelolaan unit usaha dan distribusi bantuan. “Program ini dirancang untuk meningkatkan produksi, pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan serta mendongkrak kesejahteraan nelayan,” ujarnya.

Kepala dinas itu berharap Batam menjadi salah satu lokasi KNMP di 2025. “Usulan sudah ditutup pada awal Juni lalu untuk tahun 2025. Saat ini kita menunggu hasil seleksi. Mudah-mudahan Batam bisa masuk dan menjadi salah satu dari 100 lokasi yang terpilih,” katanya.