NERACA
Jakarta - Pemerintah terus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) seiring memasuki musim kemarau tahun ini. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, mengatakan pihaknya mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi karhutla. “Masyarakat di daerah rawan karhutla juga perlu mewaspadai suhu panas dan cuaca kering yang berpotensi memicu kebakaran hutan dan lahan,” tutur Abdul.
Ia menegaskan bahwa upaya mitigasi, seperti patroli terpadu dan pemadaman dini terhadap titik-titik api, harus dilakukan secara rutin, khususnya di wilayah rawan. BNPB juga mengimbau masyarakat untuk tetap siaga, serta aktif mengikuti informasi cuaca dari sumber resmi. Bila menemukan titik api atau kondisi darurat, warga diminta segera melapor ke pihak berwenang.
“Dalam penanganan karhutla, BNPB juga mengajak masyarakat agar selalu waspada, mengikuti perkembangan informasi cuaca dari sumber resmi. Jika menemukan titik api, segera laporkan kepada pihak berwenang,” ujar Abdul.
Menurut Abdul, kesiapsiagaan atau upaya mitigasi perlu diperkuat, termasuk pelibatan aktif masyarakat di daerah rawan penting karena karhutla masih berpotensi meningkat dasarian ketiga Juni - sampai dengan puncak kemarau Juli-Agustus.
Sementara itu, Menteri Kehutanan (Menhut), Raja Juli Antoni mengatakan luas karhutla nasional terus mengalami penurunan signifikan dalam satu dekade terakhir, berdasarkan data resmi Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. "Berdasarkan data terkini mengenai tren penurunan karhutla, pada 2015 luas karhutla mencapai 2,6 juta hektare, turun menjadi 1,6 juta hektare pada 2019, lalu menurun kembali menjadi 1,1 juta hektare pada 2023," kata Menhut Raja Juli Antoni.
Penurunan ini dinilai sebagai capaian penting hasil dari kolaborasi berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, TNI-Polri, hingga partisipasi masyarakat. "Namun capaian ini jangan sampai membuat kita lengah. Kita harus tetap siaga, tidak boleh sombong, dan terus memperkuat kesiapan menghadapi ancaman karhutla," tutur Menhut.
Lanjut Menhut, perlunya sinergitas, disiplin dan kepedulian dari semua pihak agar karhutla tidak terjadi."Kita tidak boleh main-main dengan ancaman karhutla. Perlu ada sinergi, disiplin, dan kepedulian semua pihak agar keberhasilan yang kita raih selama ini bisa dipertahankan dan ditingkatkan,” tutup Menhut.
Di sisi lain, Memasuki musim kemarau, potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kepulauan Meranti semakin perlu diwaspadai. Menyikapi hal ini, Babinsa Koramil 06/Merbau, Serda Syahrul bersama Pratu Roihan Sinaloan, turun langsung ke lapangan melaksanakan patroli dan sosialisasi kepada warga di Kelurahan Teluk Belitung, Kecamatan Merbau, Kabupaten Kepulauan Meranti.
NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pembangunan 1.100 Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) sampai tahun 2027 dengan…
NERACA Jakarta - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mengungkapkan rencana rumah subsidi minimalis untuk masyarakat muda khususnya Gen Z…
NERACA Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut harga minyak goreng rakyat (MGR) atau Minyakita berangsur turun meski secara rata-rata wilayah…
NERACA Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan pembangunan 1.100 Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) sampai tahun 2027 dengan…
NERACA Jakarta - Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) mengungkapkan rencana rumah subsidi minimalis untuk masyarakat muda khususnya Gen Z…
NERACA Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut harga minyak goreng rakyat (MGR) atau Minyakita berangsur turun meski secara rata-rata wilayah…