Isu Kapal JKW Mahakam, Isu Hoaks Menyesatkan dan Mengancam Pembangunan Ekonomi Nasional

 

 

NERACA

Jakarta – Isu hoaks masih menjadi daya tarik tersendiri, padahal hal itu bisa menyesatkan dan mengancam fondasi penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Salah satu hoaks terbaru yang viral di media sosial adalah isu mengenai kapal JKW Mahakam dan tongkang Dewi Iriana yang disebut sebagai milik mantan Presiden Joko Widodo dan istrinya, serta diklaim mengangkut nikel dari Raja Ampat. Narasi ini telah terbukti tidak benar dan dinyatakan secara resmi sebagai hoaks oleh Kementerian Komunikasi dan Digital melalui laman komdigi.go.id.

“Dalam kasus ini, karena isunya murni hoaks, maka saya perlu angkat bicara. Hoaks adalah masalah besar Indonesia dan sangat bisa mengganggu investasi. Bahkan, sektor maritim yang menjadi andalan pemerintahan Prabowo sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ekonomi bisa terganggu karena hoaks seperti ini,” ujar Koordinator Riset Satgas Anti Hoaks PWI Pusat sekaligus Dosen Komunikasi Universitas Dian Nusantara, Algooth Putranto dalam diskusi media Klub Jurnalis Ekonomi di Tazawa Resto, Senayan, Jakarta, Jumat (13/6).

Algooth lebih lanjut memaparkan, hoaks kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana menjadi contoh nyata bagaimana disinformasi bisa memicu gejolak di tengah publik. Padahal, kapal dengan nama-nama tersebut terbukti milik perusahaan-perusahaan swasta yang tidak ada sangkut pautnya dengan mantan presiden Joko Widodo dan istrinya sebagaimana disebutkan secara keliru oleh hoaks tersebut. “Hal itu juga diverifikasi oleh media bisnis ternama Bisnis.com yang menelusuri bahwa kapal itu tidak ada sangkut paut kepemilikan dengan mantan presiden Joko Widodo,” tegas Algooth.

Verifikasi melalui situs pelacakan kapal terpercaya seperti Vesselfinder.com yang dilakukan oleh media terpercaya, Kompas.com, juga menunjukkan bahwa kapal tersebut tidak berada di Raja Ampat, melainkan beroperasi di Kalimantan. ”Jadi isu kapal JKW Mahakam itu hoaksnya sangat berlapis-lapis itu. Sehingga patut kita apresiasi ketika Kementerian Komunikasi dan Digital menetapkan secara resmi melalui website resminya Komdigi.go.id bahwa isu Kapal JKW Mahakam dan Dewi Iriana mengangkut nikel dari Raja Ampat dan juga milik mantan presiden adalah hoaks,” ujar Algooth. 

Joko Widodo juga telah membantah hoaks tersebut, “Banyak kok tulisan (Jokowi) di truk, biasa aja. Tapi jangan diplintir jadi milik saya,” ujarnya saat ditemui di Solo, sebagaimana dikutip dari pemberitaan media massa (13/6).
Pembicara lainnya, Faisal Rachman, Pemimpin Redaksi Periskop.id, menyatakan bahwa hoaks sungguh dapat menghambat realisasi investasi. “Pernah ada klien dari Tiongkok yang menunda investasi karena menemui hoaks di industri dan lokasi yang diminatinya di sini saat riset daring. Artinya, hoaks ini sangat berdampak riil terhadap keputusan bisnis,” ujarnya.

Sementara itu, Windarto, Ketua KJEJ yang menjadi pembicara menegaskan, bahwa media harus tetap menjalankan fungsi verifikasi. “Ada media yang hanya ikut arus demi klik, tanpa niat memverifikasi. Ini ibarat mengail di air keruh. Tapi ada juga yang patut diapresiasi seperti Kompas dan Bisnis Indonesia, yang menyajikan klarifikasi  dalam hoaks kapal JKW Mahakam-Dewi Iriana melalui penelusuran mereka atas laporan tahunan, situs resmi, dan data pelacakan kapal,” ucapnya.

Melalui diskusi ini, para pembicara sepakat bahwa hoaks adalah musuh bersama. Penanggulangannya membutuhkan sinergi lintas sektor: akademisi, media, regulator, hingga masyarakat. Perlindungan terhadap sektor maritim sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi harus dimulai dengan membersihkan ruang publik dari hoaks. “Langkah klarifikasi yang dilakukan oleh perusahaan pemilik kapal dan pernyataan resmi dari Komdigi dan Presiden Jokowi adalah tindakan tepat. Sekarang tinggal publik yang harus lebih cerdas dalam menyaring informasi,” tutup Algooth.

BERITA TERKAIT

Gelar RUPS, ANTM Rombak Pengurus

  Gelar RUPS, ANTM Rombak Pengurus JAKARTA-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan perubahan…

Wamenhub Beberkan Ada Investor Tertarik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

    NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyebutkan ada sejumlah perusahaan tertarik melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta…

Menkes Ungkap Potensi PDB Rp1.362 Triliun dari Pariwisata Kesehatan

  NERACA Jakarta – Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin mengatakan terdapat potensi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 84 miliar dolar…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

Isu Kapal JKW Mahakam, Isu Hoaks Menyesatkan dan Mengancam Pembangunan Ekonomi Nasional

    NERACA Jakarta – Isu hoaks masih menjadi daya tarik tersendiri, padahal hal itu bisa menyesatkan dan mengancam fondasi…

Gelar RUPS, ANTM Rombak Pengurus

  Gelar RUPS, ANTM Rombak Pengurus JAKARTA-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan perubahan…

Wamenhub Beberkan Ada Investor Tertarik Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

    NERACA Jakarta – Wakil Menteri Perhubungan (Wamenhub) Suntana menyebutkan ada sejumlah perusahaan tertarik melanjutkan proyek kereta cepat Jakarta…