NERACA
Jakarta – Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Sunindo Pratama Tbk (SUNI) memutuskan untuk membagikan dividen tunai senilai Rp50 miliar atau setara Rp20 per lembar untuk tahun buku 2024. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Direktur Keuangan Sunindo, Pratama Freddy Soejandy menyampaikan bahwa dividen yang dibagikan setara 24,35% dari total laba bersih perseroan pada 2024 yang mencapai Rp205,1 miliar."Pembagian dividen ini mencerminkan komitmen kami dalam memberikan nilai tambah kepada para pemegang saham, seiring dengan pencapaian kinerja keuangan yang sangat positif pada tahun 2024," ujar Freddy.
Adapun nilai dividen tahun ini melonjak signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya Rp11 miliar. Selain pembagian dividen, RUPST juga menyepakati alokasi Rp1 miliar sebagai dana cadangan dan Rp154 miliar dibukukan sebagai laba ditahan.
Sepanjang 2024, emiten penyedia layanan industri migas ini mencatatkan kinerja keuangan yang impresif, dengan laba bersih meningkat 103,6% secara tahunan (year-on-year/YoY). Pendapatan usaha juga tumbuh 37,3% YoY menjadi Rp1,05 triliun dan telah melampaui target tahunan dengan realisasi sebesar 105,3%.
Kinerja positif berlanjut pada kuartal I/2025. Perseroan membukukan laba bersih Rp66 miliar, tumbuh 100% dibandingkan periode yang sama tahun lalu dan telah memenuhi 31% dari target laba bersih sepanjang tahun. Pendapatan usaha kuartal I tercatat Rp314 miliar, naik 93% YoY, atau mencapai 28% dari target tahunan.
Freddy menambahkan bahwa SUNI juga telah mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp56 miliar pada kuartal I/2025, untuk mendukung penyelesaian pembangunan pabrik kedua RTM yang ditargetkan mulai beroperasi secara komersial pada 2026. Capex tahun ini direncanakan mencapai Rp175 miliar.
Direktur Utama PT Sunindo Pratama Tbk, Willy Johan Chandra pernah bilang, potensi captive market Indonesia untuk produk seamless pipes/OCTG tubing dan keberhasilan perseroan memenangkan tender-tender yang signifikan memberikan peluang bagi perseroan untuk dapat terus meningkatkan kinerja dan menjamin keberlangsungan usaha ke depannya. Saat ini perseroan masih terus berfokus pada peningkatan kapasitas produksi in-house dari entitas anak perseroan, PT Rainbow Tubular Manufacture (RTM).
Fasilitas plant 2 RTM ini ditargetkan untuk dapat beroperasi pada tahun 2026. “Saat ini, penyelesaian pembangunan secara fisik bangunan juga telah meningkat secara siginifikan, dan kami terus memantau dengan cermat. Peningkatan kapasitas produksi tersebut diharapkan dapat semakin meningkatkan kinerja operasional dan keuangan perseroan ke depan serta menjamin dan ketersediaan OCTG tubing secara nasional”, kata Willy.
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…
NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…
NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…