Lagi, BEI Suspensi Perdagangan Saham INRU

NERACA

Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham PT Toba Pulp Lestari Tbk (INRU) di seluruh pasar sejak perdagangan sesi I, Selasa (10/6/2025). Pande Made Kusuma Ari, Kepala Divisi Pengaturan & Operasional Perdagangan  BEI dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, saham INRU disuspensi sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan.

Adapun penghentian sementara (suspensi) perdagangan  saham INRU sampai dengan pengumuman Bursa lebih lanjut.“Kami memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham INRU sebagai bentuk perlindungan bagi investor,” katanya.

Pande pun mengimbau kepada para pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh perseroan. Sebelumnya, pada 02 Juni 2025 BEI sempat menghentikan sementara (suspensi) perdagangan saham emiten produsen kertas dan bubur kertas  ini di pasar reguler dan pasar tunai karena terjadi peningkatan harga kumulatif signifikan.

Sebelumnya perseroan menyampaikan berhenti beroperasi untuk sementara bukan akibat pemeliharaan alat maupun fasilitas lainnya, tetapi karena berkurangnya pasokan bahan baku (kayu). Pasokan kayu berkurang dari sebagian wilayah kegiatan operasional yang perizinan berusaha pemanfaatan hutannya (PBPH) perseroan miliki. Hal ini disebabkan adanya klaim-klaim tanah yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat di wilayah operasional PBPH perseroan.

Dampak dari penghentian sementara tersebut terhadap kegiatan operasional adalah kehilangan hasil produksi selama penghentian sementara. Meski demikian, perseroan menyebutkan bahwa tidak ada dampak hukum dari penghentian sementara operasional pabrik tersebut. Di sisi lain, manajemen turut mengakui bahwa penghentian produksi untuk sementara tersebut, dapat mengurangi penghasilan perseroan dari hilangnya hasil produksi sampai waktu yang telah ditentukan tersebut.

Selain itu, direksi Toba Pulp Lestari menyebut, kejadian ini turut berdampak pada ekonomi sekitar wilayah operasional pabrik, berupa penurunan perekonomian lokal, terutama di Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba.

BERITA TERKAIT

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Mengandalkan Pasar Ekspor AS - WOOD Targetkan Penjualan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta — Dihantui perang dagang Amerika Serikat dan Cina, emiten furniture PT Integra Indocabinet Tbk. (WOOD) masih optimis menargetkan pertumbuhan penjualan…

Summarecon Bidik Pra Penjualan Rp5 Triliun

NERACA Jakarta  – Emiten properti, PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) menargetkan pra-penjualan tahun ini sebesar Rp5 triliun dengan kontribusi dari…

Siapkan Capex Rp150 Miliar - Hartadinata Integrasikan Pabrik Perhiasan Emas

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun ini senilai Rp150 miliar.…