NERACA
Sukabumi - Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS), dengan tarif sebesar 32 persen yang dikenakan pada produk impor Indonesia, yang kemudian ditangguhkan oleh Pemerintah Amerika Serikat selama 90 hari pada 9 April 2025 untuk memberikan waktu lebih bagi proses negosiasi. Hingga saat ini, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat masih berada dalam proses negosiasi, yang ditargetkan untuk mencapai titik temu sebelum masa penangguhan 90 hari tersebut berakhir.
Sejalan dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi global, International Monetary Fund (IMF) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4,7% pada tahun 2025 dan 2026, mengalami penurunan dibandingkan proyeksi awal sebesar 5,1% yang diumumkan pada Januari 2025.
SCG, sebagai salah satu pemimpin industri regional, menganalisis bahwa kondisi ini akan memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal ini dikarenakan SCG beroperasi di beberapa negara yang terdampak kebijakan tarif AS, termasuk Thailand, Kamboja, Myanmar, Vietnam, dan Indonesia. Perusahaan memproyeksikan, bahwa dampak langsung terhadap perusahaan masih terhitung minimal. Hal ini disebabkan oleh total aktivitas ekspor perusahaan untuk AS terhitung hanya 1% dari total keseluruhan penjualan pada tahun 2024.
Di sisi lain, dampak tidak langsung akan dirasakan ketika kebijakan AS dalam menunda tarif resiprokal selama 90 hari bagi berbagai negara, berakhir. Setelah berakhirnya periode evaluasi, negara-negara yang dikenakan kebijakan tersebut, termasuk Indonesia, akan dikenakan tarif yang berbeda. Saat ini, Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Amerika Serikat sedang melakukan negosiasi dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama sebelum masa penangguhan berakhir.
President and CEO SCG, Thammasak Sethaudom menyampaikan, perang dagang memberikan tekanan secara global. Namun, peluang di balik tantangan tersebut masih tetap ada. Contohnya, termasuk tren penurunan harga minyak dunia serta daya beli yang tetap kuat di pasar tertentu untuk produk High Value-Added (HVA), produk ramah lingkungan, dan produk berkualitas dengan harga terjangkau."Untuk menanggulangi pasar yang tidak stabil, SCG mengerahkan strategi untuk menghadapi perang dagang global," ujarnya dalam siaran persnya yang diterima Neraca, Kamis (22/5).
Ia menambahkan, ada empat strategi SCG untuk menghadapi perang dagang global. Yakni, pertama menekan biaya untuk bersaing dengan produsen global dalam menghadapi persaingan dari produk berbiaya rendah yang diimpor dari negara lain. Kedua, memperluas portofolio produk untuk memenuhi permintaan di seluruh segmen pasar, dengan mengembangkan produk yang menjawab kebutuhan pasar dalam kategori Produk Bernilai Tambah Tinggi (HVA Products), Produk Ramah Lingkungan (Green Products), serta Produk Berkualitas dengan Harga Terjangkau (Quality Affordable Products/QAP).
Kemudian yang ketiga, memasuki pasar-pasar baru yang memiliki potensi tinggi dengan memperluas ekspor produk, seperti SCG Low Carbon Cement ke pasar-pasar baru yang menunjukkan permintaan tinggi. Dan keempat, membangun keunggulan kompetitif dengan memanfaatkan basis produksi yang terdiversifikasi di seluruh ASEAN, termasuk secara strategis mengalihkan produksi dan ekspor ke negara-negara yang menghadapi tarif impor AS yang lebih rendah. Sebagai contoh, produk kemasan milik SCGP dapat diproduksi dan diekspor dari Thailand, Vietnam, Indonesia, dan Filipina.
"Sebagai perusahaan yang berkomitmen pada prinsip ESG, SCG meyakini bahwa seluruh pelaku industri, termasuk para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), dapat berperan aktif dalam mengatasi dampak perang dagang yang sedang berlangsung. SCG juga menyadari bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional, dan sangat terdampak oleh situasi perang dagang global saat ini," ucapnya.
Country Director SCG Indonesia, Warit Jintanawan mengungkapkan, SCG siap dan terbuka untuk menjalin kolaborasi dengan seluruh sektor dalam berbagi pengetahuan, meningkatkan kapabilitas, serta membantu pelaku usaha beradaptasi dan bersaing secara efektif."Melalui program GESARI (Gerakan Desa Berdikari) yang telah mendukung lebih dari 70 UMKM di Indonesia, kami berkomitmen memperluas jangkauan untuk mendukung pelaku usaha kecil dan menengah, agar dapat bertahan di tengah ketidakstabilan pasar. Sekaligus, berkontribusi memperkuat perekonomian nasional di Indonesia," pungkasnya. Arya
NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…
NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Agama menunjukkan keseriusan penuh dalam menjamin kualitas layanan ibadah haji khusus bagi warga negara…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar acara SEHATI (Sehat Bersama Insan PNM) sebagai ajang family gathering sebagai…
NERACA Jombang - Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengapresiasi Bupati Jombang dan jajarannya dalam hal mempercepat pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan…
NERACA Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Agama menunjukkan keseriusan penuh dalam menjamin kualitas layanan ibadah haji khusus bagi warga negara…
NERACA Jakarta - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) menggelar acara SEHATI (Sehat Bersama Insan PNM) sebagai ajang family gathering sebagai…