NERACA
Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) telah mencatatkan progres positif dengan realisasi fisik mencapai 83,143%, melebihi target sebesar 82,687%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Dengan nilai kontrak sebesar Rp933,6 miliar, proyek yang mulai dikerjakan sejak 15 Januari 2019 dan ditargetkan selesai 15 Desember 2025 ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan pengendalian banjir di wilayah timur Indonesia.
Proyek ini dikerjakan melalui skema kerja sama operasional (JO) dimana proporsi PTPP sebagai leader sebesar 72,5%. Adapun manfaat besar dari proyek bendungan ini antara lain penyediaan air baku sebesar 700 liter/detik, penyediaan air irigasi untuk 310 hektare lahan pertanian dan pengendalian banjir yang kerap melanda wilayah sekitar.
Selain itu potensi pengembangan kawasan wisata berbasis air. Salah satu keunggulan teknis proyek ini adalah penggunaan sistem paralel antara galian terowongan dan beton lining dalam pekerjaan tunneling, serta penerapan desain spillway Morning Glory yang unik dan efisien, dimana air yang melimpas dialirkan melalui shaft vertikal dan mengalir ke dalam terowongan yang mengarahkan aliran air kembali ke Sungai.
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya bendungan ini sebagai investasi jangka panjang bagi masyarakat NTT."Pembangunan infrastruktur sumber daya air, seperti bendungan manikin sangat esensial, karena akses air irigasi yang cukup merupakan kunci utama bagi petani, terutama di daerah yang rentan terhadap kekeringan," kata Wapres Gibran
Melihat potensinya yang besar, Wapres menambahkan, pembangunan Bendungan Manikin bukan hanya sebatas proyek infrastruktur, tetapi juga sebagai investasi jangka Panjang yang dapat meningkatkan kesejahteraan Masyarakat NTT. Untuk itu, dia meminta agar kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan Masyarakat dalam memastikan kelancaran dan keberhasilan proyek ini terus diperkuat.
Sementara PTPP sebagai kontraktor berkomitmen untuk dapat menyelesaikan pembangunan infrastruktur terutama yang termasuk dalam program asta cita, yang salah satunya program ketahanan pangan, sesuai dengan standar kesehatan kualitas dan target. Tentunya, dalam operasionalnya PTPP akan terus menghadirkan inovasi dan pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor. "Dengan mengedepankan teknologi seperti Building Information Modeling (BIM) dan sistem ERP yang memadai, PTPP siap menjadi mitra strategis dalam pembangunan Indonesia yang lebih maju dan tangguh,,"kata Joko Raharjo, Corporate Secretary PTPP.
Di kuartal pertama 2025, PTPP bukukan pendapatan usaha sebesar Rp 3,50 triliun. Pendapatan usaha ini turun 23,93% secara tahunan alias year on year (YoY) dari Rp 4,61 triliun 31 Maret 2024. Kemudian laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk alias laba bersih sebesar Rp 59,38 miliar per kuartal I 2025, turun 37,22% YoY dari Rp 94,60 miliar per kuartal I 2024.
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten rumah sakit PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH)…
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Bali menggenjot akses dan pemanfaatan instrumen keuangan pasar modal di Pulau Dewata karena indeks literasi dan…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten rumah sakit PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH)…