NERACA
Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/5) sore ditutup menguat seiring terjalinnya kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. IHSG ditutup menguat 147,08 poin atau 2,15% ke posisi 6.979,88. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 21,71 poin atau 2,84% ke posisi 787,08.
“Bursa regional Asia bergerak variasi yang dipicu meredanya ketegangan perdagangan antara AS dan China seputar perdagangan global, setelah AS dan China sepakat untuk menurunkan tarif selama periode 90 hari, serta terkait pemangkasan suku bunga acuan The Fed," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus di Jakarta, kemarin.
Pertemuan delegasi AS dengan China di Geneva, Swiss, pada akhir pekan lalu menghasilkan kesepakatan tarif, yang mana AS menurunkan tarif Impor China dari 145% menjadi 30% dan China menurunkan tarif Impor AS dari 125% menjadi 10%. Namun demikian, pelaku pasar masih melihat adanya ketidakpastian atas hasil kesepakatan antara AS dengan China, dengan negosiasi lebih lanjut diharapkan dilakukan dalam beberapa pekan mendatang.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyampaikan Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2025 tercatat sebesar 248,3 atau tumbuh 5,5% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Februari 2025 sebesar 2,0% (yoy). Kenaikan IPR memberikan implikasi sebagai indikator positif bagi perekonomian, dan menunjukkan bahwa sektor ritel mungkin mengalami pemulihan atau pertumbuhan yang stabil, hal ini seiring peningkatan kepercayaan konsumen dan aktivitas belanja.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham. Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor menguat yaitu dipimpin sektor energi yang menguat sebesar 3,07%, diikuti oleh sektor keuangan dan sektor transportasi & logistik yang masing-masing naik sebesar 2,54% dan 2,11%.
Sedangkan, dua sektor menurun yaitu sektor teknologi turun paling dalam minus sebesar 0,09%, diikuti oleh sektor barang kesehatan yang turun sebesar 0,08%. Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu BBSS, FITT, TGUK, AKSI dan FIRE. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni KBLV, DKHH, SKBM, AMAG dan TPMS.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.499.370 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 30,01 miliar lembar saham senilai Rp17,95 triliun. Sebanyak 418 saham naik 218 saham menurun, dan 166 tidak bergerak nilainya.
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) menyampaikan rencana strategis kedepannya. Perseroan melalui anak usahanya PT Internet…
NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…
NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…