Penerimaan Pajak Anjlok 10,13%, Ekonomi Melemah?

Penerimaan Pajak Anjlok 10,13%, Ekonomi Melemah?
NERACA
Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada Mei 2025 sebesar Rp683,3 triliun, turun 10,13 persen (year-on-year/yoy) bila dibandingkan serapan Mei 2024 sebesar Rp760,4 triliun. Namun, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan nilai itu merupakan penerimaan pajak secara neto. Sedangkan nilai neto dikatakan tidak mencerminkan kondisi perekonomian terkini.
“Neto itu adalah bruto dikurangi restitusi yang merupakan kewajiban pada waktu jatuh tempo. Jadi, neto memang tidak bisa dijadikan pedoman mengenai kondisi ekonomi saat ini,” kata Anggito dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, dikutip di Jakarta, Rabu (18/6).
Dalam paparannya, penerimaan pajak secara neto pada hampir seluruh sumber mengalami kontraksi, Penerimaan pajak penghasilan (PPh) non migas, misalnya, mengalami kontraksi sebesar 5,4 persen (yoy) dengan nilai Rp420 triliun. Kemudian, penyerapan dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni sebesar 15,7 persen (yoy) dengan nilai Rp237,9 triliun.
Sementara penerimaan dari pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak lainnya mencatatkan pertumbuhan tipis 0,8 persen (yoy), dengan nilai realisasi Rp5,04 triliun. Sebagai perbandingan, penerimaan pajak secara bruto mencetak realisasi Rp895,8 triliun. Berbeda Rp212,5 triliun dari nilai penerimaan secara neto.
Penerimaan dari seluruh sektor pun tercatat tumbuh. PPh non migas mencatatkan realisasi Rp479,9 triliun atau tumbuh sebesar 1 persen (yoy). Penerimaan PPN dan PPnBM terealisasi sebesar Rp390,29 triliun atau tumbuh tipis 0,8 persen (yoy). Sedangkan penerimaan PBB dan pajak lainnya tercatat sebesar Rp5,16 triliun atau tumbuh 2 persen (yoy). “Secara bruto masih positif. Memang netonya ada negatif karena ada kewajiban restitusi yang jatuh tempo,” ujar Anggito.
Adapun secara keseluruhan, pendapatan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun atau 33,1 persen dari target APBN Rp3.005,1 triliun. Nilai itu bertambah senilai Rp184,8 triliun dari catatan April. Penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp806,2 triliun (32,4 persen dari target), terdiri dari penerimaan pajak Rp683,3 triliun (31,2 persen) dan kepabeanan dan cukai Rp122,9 triliun (40,7 persen). Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terserap sebesar Rp188,7 triliun (36,7 persen). Belanja negara tersalurkan sebesar Rp1.016,3 triliun per akhir Mei. Dengan demikian, APBN mencetak defisit Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Mei 2025.

 

 

NERACA

Jakarta - Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak pada Mei 2025 sebesar Rp683,3 triliun, turun 10,13 persen (year-on-year/yoy) bila dibandingkan serapan Mei 2024 sebesar Rp760,4 triliun. Namun, Wakil Menteri Keuangan Anggito Abimanyu mengatakan nilai itu merupakan penerimaan pajak secara neto. Sedangkan nilai neto dikatakan tidak mencerminkan kondisi perekonomian terkini.

“Neto itu adalah bruto dikurangi restitusi yang merupakan kewajiban pada waktu jatuh tempo. Jadi, neto memang tidak bisa dijadikan pedoman mengenai kondisi ekonomi saat ini,” kata Anggito dalam konferensi pers APBN KiTa Edisi Juni 2025, dikutip di Jakarta, Rabu (18/6).

Dalam paparannya, penerimaan pajak secara neto pada hampir seluruh sumber mengalami kontraksi, Penerimaan pajak penghasilan (PPh) non migas, misalnya, mengalami kontraksi sebesar 5,4 persen (yoy) dengan nilai Rp420 triliun. Kemudian, penyerapan dari pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mengalami kontraksi yang cukup dalam, yakni sebesar 15,7 persen (yoy) dengan nilai Rp237,9 triliun.

Sementara penerimaan dari pajak bumi dan bangunan (PBB) serta pajak lainnya mencatatkan pertumbuhan tipis 0,8 persen (yoy), dengan nilai realisasi Rp5,04 triliun. Sebagai perbandingan, penerimaan pajak secara bruto mencetak realisasi Rp895,8 triliun. Berbeda Rp212,5 triliun dari nilai penerimaan secara neto.

Penerimaan dari seluruh sektor pun tercatat tumbuh. PPh non migas mencatatkan realisasi Rp479,9 triliun atau tumbuh sebesar 1 persen (yoy). Penerimaan PPN dan PPnBM terealisasi sebesar Rp390,29 triliun atau tumbuh tipis 0,8 persen (yoy). Sedangkan penerimaan PBB dan pajak lainnya tercatat sebesar Rp5,16 triliun atau tumbuh 2 persen (yoy). “Secara bruto masih positif. Memang netonya ada negatif karena ada kewajiban restitusi yang jatuh tempo,” ujar Anggito.

Adapun secara keseluruhan, pendapatan negara tercatat sebesar Rp995,3 triliun atau 33,1 persen dari target APBN Rp3.005,1 triliun. Nilai itu bertambah senilai Rp184,8 triliun dari catatan April. Penerimaan perpajakan terealisasi sebesar Rp806,2 triliun (32,4 persen dari target), terdiri dari penerimaan pajak Rp683,3 triliun (31,2 persen) dan kepabeanan dan cukai Rp122,9 triliun (40,7 persen). Sedangkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) terserap sebesar Rp188,7 triliun (36,7 persen). Belanja negara tersalurkan sebesar Rp1.016,3 triliun per akhir Mei. Dengan demikian, APBN mencetak defisit Rp21 triliun atau 0,09 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) pada Mei 2025.

BERITA TERKAIT

BBRM Catatkan Kinerja Positif di 2024

  NERACA Jakarta - PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)…

Majukan Usaha Kecil, BPDP Sawit Launching Katalog 100 Produk UKMK Sawit

  NERACA Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) meluncurkan Katalog 100 Produk UKMK Kelapa Sawit di Jakarta pada Kamis,…

Majukan Sektor Usaha Kecil, BPDP Sawit Launching Katalog 100 UKM Sawit

  NERACA Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) meluncurkan Katalog 100 Produk UKMK Kelapa Sawit di Jakarta pada Kamis,…

BERITA LAINNYA DI Ekonomi Makro

BBRM Catatkan Kinerja Positif di 2024

  NERACA Jakarta - PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (BBRM) telah menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)…

Majukan Usaha Kecil, BPDP Sawit Launching Katalog 100 Produk UKMK Sawit

  NERACA Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) meluncurkan Katalog 100 Produk UKMK Kelapa Sawit di Jakarta pada Kamis,…

Majukan Sektor Usaha Kecil, BPDP Sawit Launching Katalog 100 UKM Sawit

  NERACA Jakarta - Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) meluncurkan Katalog 100 Produk UKMK Kelapa Sawit di Jakarta pada Kamis,…